: kenangan terhadap Hamid Jabbar
Kerlap kedip sambangi malam
Suara lantang menggetar tajam
Menggelegar hendak menikam
Saat detik dan menit terasa kelam
Ya, Kau yang Maha Digjaya
Beri penggal tiga puluh detik saja
Agar dapat uraikan kuasa
Yang menghitam menjadi jelaga
Agar tiada lagi terasa oleh mereka
Ku tahu dia telah mengetuk
Pintu kubuka untuk dibentuk
Oleh angin gemerisik
Dingin yang gemerutuk
Ya, Penjaga pintu maut
Terima kasih atas menit
Pembuluh yang berdenyut
Pada rentang akhir bergelayut
Meski kutahu yang patut
Bahwa kematian semakin larut
BDL, 31 Mei 2004: 21.33 WIB
Saturday, June 2, 2007
Kematian semakin larut
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment