Saturday, July 12, 2008

Aku di Meuraxa

Tak indah terbang di antara awan
Sementara matahari enggan menerangi
Guntur dan petir bercanda dengan pikir
Bergulat hingga terbanting di bilik jantung
Masih jantung dan pikir berdetak, berdenyut
Tak mampu menggerakkan suara untuk berkata

Aku disambut langit gelap di Aceh
Langit yang ada disini empat tahun lalu, entah
Saat air mata tak mampu gambarkan sedih
Di meuraxa ada tulang-tulang yang terpendam
Tanpa nama, hanya cerita yang sama
Ada Al Bayinah bercerita tentang hari itu

Masih tak menduga jika nur`aini berubah
Demikian gelap, kehilangan matahari
Lemparkan petir dan getarkan guntur
Aku adalah tulang terpendam di meuraxa
Tanpa nama, tanpa cerita
Hanya ada Al Bayinah


Dari Banda Aceh, 12 Juli 2008

Thursday, July 10, 2008

Kekasih

Aku tahu nama-Mu
Tapi sering lalai menyebut nama-MU
Aku kadang bilang cinta pada-Mu
Tapi terkadang lupakan-Mu
Aku mengaku cinta pada-Mu
Tapi kadang tidak rindu
Aku sering menghadap-Mu
Tapi tidak dengan kemesraan
Aku bergegas menghadap-Mu
Hanya di kala duka

Tapi Engkau begitu setia
Mendekapku dengan hangatnya sabar
Membisikanku dengan nyanyian iklas
Terkadang ku berpikir
Mungkin tak pantas sebagai kekasih-Mu
Namun Engkau tetap hadir
Terima Kasih untuk selalu ada
Yakinkan ku tuk tidak mencintai
Melebihi cinta pada-Mu


BDL, 10 Juli 2008
Nb. Saatku kembali menemukan Tuhan